A. PENGERTIAN PERILAKU
Performance (kinerja), action (aksi), activities, deeds (perbuatan), manners (kelakuan), respon, reaksi.🡪 (Matin & Pear, 2015; Juang Sunanto, 2006: 4; MS.WORD’s thesaurus.
Secara teknisperilaku melibatkan semua aktivitas otot, kalenjar, dansistem elektrikal tubuh (detak jantung, aliran darah, denyutnadi, dan sebagainya) (Martin & Pear, 2015)
PRODUK PERILAKU : segala sesuatu yang dihasilkan dari suatu perilaku (Martin & Pear, 2015). Misal: Kaya setelah bekerja siang dan malam.
Perilaku manusia dapat berupa perbuatan atau perkataan. Perilaku belum bisa menggambarkan karakter seseorang (Miltenberger, 2012). Misalnya, : Kita tidak bisa menyebut seseorang dengan karakter pemarah ketika kita hanya sekali melihatnya berperilaku marah (melotot, berteriak, menghantam pintu ).
B. PERILAKU DAN ANALISIS PERILAKU
Pada kajian perilaku, perlu kehati-hatian dalam membedakan antara perilaku dengan label dari aktivitas yang dilakukan manusia (Martin & Pear, 2015), misal: pekerja keras, tidak realistis, egois, tidak kompeten, baik, pandai bersosialisasi. Contoh-contoh tersebut merupakan gambaran dari satu label yang berasal dari kesimpulan yang diberikan saat seseorang melakukan perilaku-perilaku yang menggambarkan label tersebut.
Contoh lain label perilaku yang sering digunakan dalam kajian psikologi adalah intelegensi, sikap (attitude), kreativitas. Contoh-contoh tersebut bukan merupakan perilaku, namun berupa aspek psikologis seseorang. Beberapa kumpulan perilaku yang dilakukan dapat menyimpulkan aspek psikologis tersebut. Contoh : seseorang dengan intelegensi yang baik biasanya menunjukkan perilaku aktif di kelas, merespon cepat saat diskusi, banyak membaca buku, dst.
Perhatikan :
Label kebutuhan khusus atau diagnosis seperti autism, ADHD, gangguan kecemasan, disleksia, dan lain-lain juga disimpulkan dari perilaku-perilaku yang sering muncul pada rentang waktu tertentu dan menjadi pola menetap, sehingga dapat menjadi kriteria penegakan diagnosis tersebut.
Dalam studi perilaku, harus dibedakan antara rincian perilaku itu sendiri dengan kesimpulan atau analisa yang dibuat berdasarkan perilaku yang diamati. Pada saat melakukan observasi perilaku pastikan yang dicatat adalah perilakunya bukan kesimpulan observer atas perilaku tersebut.
Misal :
- Observer mencatat anak bergerak ke pintu, berlari ke luar kelas, mendelosor di lantai, mengajak bicara teman, mengetuk-ketuk pensil ke meja. dan bukan mencatat anak terlihat hiperaktif.
Observer mencatat anak bermain dengan mainan yang dibawa ketika diminta guru mengerjakan tugas, anak mengajak bicara temannya saat mengerjakan tugas. Dan bukan mencatat anak menolak belajar. C. Perilaku dan Lingkungan
Terdapat hukum perilaku yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh peristiwa di lingkungan secara sistematik. Beberapa kemungkinan hukum perilaku terkait dengan lingkungan adalah :
— perilaku dipengaruhi oleh situasi yang terjadi di lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan non fisik), misal : Ana mengipaskan tangan berulang kali saat udara panas.
— perilaku muncul sebagai fungsi/motiv atas, misal : Didi membolos karena tidak suka pelajaran matematika.
Dalam modifikasi perilaku, pemahaman atas hukum perilaku terhadap lingkungan akan berguna untuk memahami kejadian di lingkungan yang dapat memunculkan perilaku tertentu, sehingga kita akan dapat mengubah atau memodifikasi situasi atau kejadian (event) di lingkungan agar perilaku muncul atau tidak muncul (Miltenberger, 2012: 2). Even lingkungan yang memunculkan perilaku adalah salah satu dari antecedent (pemicu) munculnya perilaku.



